Abd. Rahman rahimahullah, Pelopor Pendidikan Masyarakat Pesisir bagian 1

Abd. Rahman , Pelopor Pendidikan Masyarakat Pesisir

bagian I
      Ketika mendirikan madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Dawi-Dawi, 28 kilometer dari kota Kolaka, Sulawesi Tenggara, Abd.Rahman Rahimahullah memulai dari bawah. materi tidak punya dan pengalaman juga nol. waktu itu lelaki yang berasal dari keluarga miskin ini baru tamat dari Madrasah Aliyah Negeri di Watampone, Ibu Kota Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

    Ia melakukannya untuk membagi ilmu kepada sesama orang tak berpunya dikalangan masyarakat pesisir. ia sangat prihatin melihat umumnya anak-anak nelayan, terutama masyarakat suku bajo tak bersekolah.
    Menurut dia, penghasilan para nelayan tradisional itu terlalu kecil untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, sementara minat bersekolah anak-anak mereka juga rendah. 
   Masyarakat setempat menyambut usaha pendidikan itu dengan bergotong royong mendirikan bangunan darurat, bangunan sekolah tersebut lebih layak disebut kandang kambing karena berlantai tanah dengan atap daun sagu dan berdinding kepingan - kepingan papan buangan dari penggeragajian kayu.
        ***
      
      Tugas pertama Rahman Rahimahullah adalah berburu calon murid. tuturnya, "Dengan murid yang sebanyak lima orang yang didapat dari beberapa desa nelayan, madrasah itu resmi dibuka tanggal 7 Juli 1987. Alhamdulillah, salah satu dari murid tadi kini menjadi guru di almamaternya setelah meraih gelar serjana S1." 
      Rahman sebetulnya hanya datang mengunjungi keluarga dekatnya di dawi-dawi setelah ia selesai sekolah di madrasah Aliyah Negeri Watampone tahun 1986. Karena hobbinya berolahraga dan sering tampil pada perayaan 17-an, ia diminta jadi guru bantu khusus bidang studi olahraga dan kesenian di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) dawi-dawi yang merupakan kelas jauh dari MIN Kendari.
       Rahman sendiri lahir di Boepinang (Kabupaten Bombana sekarang), 25 mei 1959. menjadi yatim sejak usia 8 tahun. ia ke kempung leluhurnya di Bone menumpang hidup pada keluarga dekat, atas biaya keluarga dekat itu, rahman berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, tsanawiyah, dan aliyah. 
       Kegiatan magang tadi mendorongnya lebih jauh ke dunia pendidikan. setelah mengelola sendiri madrasah tsanawiyah, rahman masih terus melanjutkan perburuan murid baru pada setiap permulaan tahun ajaran. 
       Sekalipun bisa gratis bagi anak-anak dari keluarga tak mampu, Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin belum juga menarik perhatian masyarakat, katanya, "selama 10 tahun pertama, saya masih berbur calon murid dari desa ke desa."
       Bahkan ayah dua anak itu sampai mengantar jemput murid-muridnya, jumlahnya sekitar 20 siswa. mereka adalah anak drop out dari keluarga suku Bajo dari desa Hakatutobu, masih wilayah kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. 
       Kegiatan antar jemput itu dilakukannya setelah Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin mendapat bantuan dana dari Departemen Pendidikan Nasional. Dana itu bersumber dari alokasi anggaran proyek peningkatan mutu pendidikan Depdiknas. selain untuk pakaian dan buku - buku, sebagian dana itu digunakan untuk biaya transportasi sehingga melancarkan kegiatan antar jemput. 
       Sementara itu, rahman melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Kendari dan selesai tahun 1997. Lima tahun sebelumnya rahman telah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama. 
        Disamping  menjadi kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin , Rahman juga menjadi orang tua asuh bagi sejumlah anak-anak dari keluarga nelayan kurang mampu.
       "Sebagian sudah menjadi sarjana, sebagain lagi menjadi anggota TNI dan Polri, kini masih ada tiaga anak asuh di rumah," tuturnya. 
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar